06 April 2009

Makalah Organizational Comm "Motivasi"

A. Concept Of Motivation


Motivasi merupakan suatu alasan mengapa seseorang mau melakukan suatu tindakan. Tanpa ada motivasi maka tidak akan ada suatu tindakan. Motivasi menjadi hal yang penting dalam komunikasi organisasi karena motivasi merupakan suatu alasan mengapa seseorang bersedia mencurahkan seluruh energinya, baik mental maupun fisik, dan berusaha untuk menyelesaikan tugasnya.

Sebenarnya, motivasi seseorang merupakan suatu fungsi harapan (ekspektasinya) bahwa suatu investasi energi tertentu akan menghasilkan pencapaian tujuan tertentu. Setiap individual pasti mempunyai perbedaan dalam memotivasi diri (tenaga, semangat, dan ketekunan) mereka dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dikenal dengan nama faktor-X dalam efesiensi kerja (The X-factor in efficiency), yang berbunyi factor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemauan kerja karyawan di suatu organisasi agar mau mencurahkan tenaga mereka dalam melakukan pekerjaannya masing-masing. Hal ini juga berdasarkan prinsip kebijaksanaan pekerja

Kinerja pegawai bergantung pada seberapa baik mereka termotivasi. Sayangnya, motivator (sang pemberi kerja) dalam sebuah perusahaan sering tidak mengetahui apa yang diinginkan pegawai dari pekerjaan mereka. Terdapat suatu kesenjangan antara apa yang diinginkan pegawai dari pekerjaan mereka dengan apa yang dipikirkan perusahaan mengenai keinginan pegawai. Namun dalam hal ini pekerja dapat membuat sebuah pilihan yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja mereka dalam pekerjaan.


B. Komponen dasar motivasi:


1. Arousal: Adanya dorongan yang mendasari suatu tindakan.

2. Direction: Mengarahkan ke arah tujuan agar tujuan tersebut dapat tercapai. Misalnya apabila kita ingin menjadi dokter maka kita akan memilih untuk mengambil jurusan kedokteran, bukan komunikasi.

3. Maintenance: Menjelaskan bagaimana ketekunan seseorang dapat membantu seseorang mendapatkan apa yang diinginkannya.

4. Goal: Adanya tujuan yang akan dicapai.


C. Tiga kunci utama motivasi :


1. Motivation and job performance are not synonymous

Banyak orang yang menyatakan bahwa motivasi sama dengan kinerja kerja, motivasi bagus maka kinerja kerja juga bagus. Hal ini memang benar, namun Motivasi dan kinerja kerja adalah dua hal yang sangat berbeda. Yang benar adalah motivasi mempengaruhi kinerja kerja.

2. Motivation is multifaceted

Motivasi terdiri dari banyak segi, banyak faktor yang mempengaruhi motivasi. Misalnya saat kita sedang belajar tiba-tiba ada gangguan dari pihak atau lingkungan lain. Tetapi karena adanya niat untuk memperoleh nilai bagus, kita tidak mempedulikan gangguan tersebut dan tetap fokus dengan apa yang kita kerjakan.

3. People are motivated by more than just money

Uang bukanlah satu-satunya alasan yang menjadi motivasi. Keinginan untuk memperoleh pengakuan jabatan yang tinggi juga dapat menjadi motivasi seseorang.


D. Teori Motivasi

1. Teori Hirarki (Maslow)




Menggunakan piramida yang tersusun oleh:

(Di mulai dari yang paling dibutuhkan/ primer)

  • Psychologycal needs
  • Safety-security
  • Belonging
  • Esteem
  • Self Actualization

Teori ini didasarkan oleh dua anggapan fundamental, yaitu:

1. Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang dirancang dalam sebuah hirarki kepentingan.

2. Hanya kebutuhan yang tidak terpuaskanlah yang dapat memotivasi kelakuan seseorang.

Kebutuhan adalah sesuatu yang mendasar, sangat diperlukan, atau tidak dapat dihindari untuk mengisi suatu kondisi. Maslow menggambarkan kebutuhan-kebutuhan manusia dalam suatu hirarki yang terdiri atas kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan), kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan akan rasa memiliki (persahabatan, cinta, status), kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling akhir, namun mempunyai juga pengaruh yang cukup besar atas kebutuhan lainnya selama kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Kebutuhan yang terpenuhi bukan lagi merupakan suatu pendorong. Namun, hanya kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dapat mendorong orang untuk bertindak dan mengarahkan perilaku mereka pada suatu tujuan.

2. Teori ERG (Alderfer)

Alderfer mengemukakan tiga teori kebutuhan, yaitu:

· Existence

Meliputi kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, seks, juga kebutuhan materi seperti gaji dan lingkungan kerja yang menyenangkan.

· Relatedness

Meliputi hubungan dengan orang lain (keluarga, sahabat, rekan kerja)

· Growth

Meliputi keinginan seseorang untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kemampuannya.

Konsep ERG merupakan penghalusan dari teori Maslow, namun bedanya adalah meskipun urutan kebutuhannya serupa, ide hirarki tidak dimasukkan. Selain itu, Alderfer menegaskan bahwa meskipun suatu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan. Misalnya, meskipun kita telah menerima gaji yang besar (kebutuhan akan eksistensi sudah terpenuhi), kita tetap terus menginginkan peningkatan.

3. Teori Kesehatan-Motivator (Herzberg)

Herzberg menemukan dua perangkat kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia, yaitu:

· Kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja disebut motivator yang meliputi: prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi. Bila faktor-faktor tersebut ditanggapi secara positif maka pegawai akan cenderung merasa puas dan termotivasi.

· Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja

Faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut faktor-faktor pemeliharaan (maintenance) dan kesehatan (hygiene) yang meliputi: gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antarpribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan. Motivator berkaitan dengan kepuasan kerja, tidak dengan ketidakpuasan kerja. Faktor kesehatan berkaitan dengan ketidakpuasan kerja, tidak dengan kepuasan kerja. Jadi untuk memelihara atau tetap memiliki pegawai, manajer harus memusatkan perhatian pada faktor kesehatan. Namun, untuk membuat pegawai bekerja lebih keras, manajer harus memusatkan perhatian pada motivator.


E. How Motivation Works?


Adanya motivasi bergantung pada:

1. Expectancy

Adanya suatu perkiraan bahwa usaha yang dilakukan seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu. Hal ini disebut sebagai harapan usaha (effort expectancy).

Contoh: adanya suatu perkiraan bahwa apabila dengan belajar giat anda akan memperoleh nilai 100.

2. Instrumentality

Adanya suatu penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut atau dapat dikatakan bahwa apa yang menjadi tujuan seseorang akan membantu orang tersebut mencapai tujuan itu. Hal ini disebut juga sebagai harapan hasil (outcome expectancy).

Contoh: adanya suatu kepercayaan bahwa semua hasil ujian anda akan memperoleh hasil A karena anda sudah belajar dengan sangat rajin.

3. Valance

Suatu nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.

Contoh: ada orang yang menghargai sebuah gelar untuk kemajuan kariernya.

Dengan mengkombinasikan ketiga hal di atas maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa orang akan termotivasi apabila ia mempunyai suatu harapan atas apa yang dilakukannya dan tindakan tersebut akan menghasilkan sesuatu yang mempunyai nilai positif baginya.


F. Satisfication and Performance Model

  1. Seseorang hampir selalu menginginkan untuk memperlihatkan sesuatu atas apa yang telah dilakukannya dan menginginkan adanya suatu hasil dari apa yang telah dilakukannya itu.
  2. Kemampuan seseorang dan adanya suatu harapan atas peran yang telah dilakukannya merupakan suatu faktor lain yang sangat penting.
  3. Apa yang dilakukan seseorang berdasarkan pada adanya antisipasi atas hasil dari apa yang telah dilakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar