Haruskah Menyalahkan Negara Lain
Oleh: CYNTHIA DEVI
“Rasa sayange…
Rasa sayang-sayange..
Eeee lihat dari jauh rasa sayang-sayange…”
Seorang pengamen cilik terdengar sedang melantunkan lagu tersebut sambil berharap ada uang yang akan ia terima dari para pengendara kendaraan di lampu merah.
Sungguh sangat disayangkan karena lagu Rasa Sayange sudah bukan milik
Bisa dipastikan, banyak pihak yang menyalahkan
”Pengalaman adalah guru terbaik” merupakan pepatah yang tepat. Sudah seharusnya kita belajar dari apa yang telah terjadi, bukan hanya menyesali dan mencari siapa yang bisa disalahkan. Sejak kejadian pematenan oleh negara lain, barulah kita mulai mendaftarkan berbagai aset kekayaan untuk dipatenkan. Bila memang pemerintah mengatakan bahwa prosedur pendaftaran kebudayaan untuk selanjutnya dipatenkan merupakan perkara yang mudah, mengapa hingga saat ini belum tampak hasilnya? Itu adalah satu hal yang masih menjadi pertanyaan hingga saat ini.
Percaya atau tidak, ternyata Indonesia memang dikenal sebagai negara yang menyepelekan masalah hak kekayaan intelektual (HaKI) dan negeri ini sempat masuk daftar penghuni Priority Watch List (daftar pengawasan khusus) yang dikeluarkan International Intellectual Property Aliance (IIPA) dan United States Trade Representative (USTR). Menurut kedua lembaga tersebut, hak paten merupakan pelanggaran terparah yang dilakukan Indonesia selain pembajakan dibidang musik. Melihat kenyataan tersebut, saya rasa tidak sepantasnya kita mencari kesalahan negara lain.
Sekarang, apakah kesadaran akan hak paten kekayaan Indonesia sudah benar-benar kuat? Satu hal yang seharusnya kita pikirkan. Kalau negara lain saja bangga dengan kekayaan yang kita miliki dan berminat mematenkannya, mengapa kita warga negara Indonesia tidak bangga akan kekayaan itu. Contoh yang tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah melalui gaya pakaian kita. Masih banyak anak muda yang lebih bangga berpakaian ala barat agar tampak ’keren gitu lho’ padahal mereka adalah generasi penerus bangsa. Ya hendaknya kita bercermin dulu sebelum menyalahkan negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar