07 April 2009

Kasus Junkie

Ada Apa Dengan Mawar?



Secara fisik, Mawar (bukan nama sebenarnya) adalah perempuan yang cukup menarik. Bagi yang belum mengenalnya atau baru pertama kali bertemu, Mawar tampak sebagai orang yang pendiam. Tetapi kalau kita sudah mengenalnya lebih dekat, ternyata ia adalah anak yang sangat cerewet dan humoris. “Menyenangkan”, itulah yang dikatakan teman-teman Mawar mengenai pribadi Mawar. Ia mempunyai banyak teman dan karena ia adalah perempuan yang tomboy maka ia lebih banyak berteman dengan lawan jenis.

Beberapa orang yang pernah menggunakan narkoba lebih suka menutup diri dan tidak mau mengakui dirinya pecandu maupun mantan pecandu kepada orang-orang yang tidak mereka kenal baik. Bahkan ada yang hanya mau terbuka terhadap teman sepermainannya. Walaupun mereka ada yang sudah berhenti, namun mereka cenderung mau berbagi pengalamannya hanya dengan orang-orang tertentu, “Ada rasa malu juga sebenarnya dan aku takut orang tuaku tahu hal ini”, kata Mawar jujur.

Mawar termasuk salah satu mantan pengguna narkotika. Dulu, ia adalah pacandu Inex. Diawali dengan kebiasaannya merokok, kemudian minum alcohol, menggunakan Lexo (sejenis obat tidur yang juga digunakan untuk menenangkan pikiran), hingga akhirnya mencandu Inex. Mawar mengaku sudah mulai merokok sejak kelas 1 SMA dan berawal dari coba-coba karena banyak temannya yang sudah terlebih dahulu menjadi perokok. Ia merasakan kenikmatan tersendiri ketika merokok bersama teman-temannya, ”Merasa lebih keren juga, sih”, imbuhnya. Kelas 2 SMA, ia dekat dengan seorang laki-laki yang akhirnya menjadi pacarnya. Sebut saja Surya (bukan nama sebenarnya) yang bukannya membuat Mawar menjadi lebih baik tetapi justru menjerumuskannya lebih jauh lagi. Dari Surya lah Mawar mengenal Lexo dan Inex. Hal yang menjadi alasan utama mengapa Mawar mau mencoba merokok dan akhirnya mencandu adalah alasan keluarga, “Aku stress lihat orangtua-ku ribut setiap hari. Mereka terlalu sibuk sama urusan masing-masing tanpa peduliin perasaan aku sebagai anak”, katanya. Karena merasa tidak dipedulikan, ia pun mencari perhatian dari teman-temannya. Bahkan, Mawar mengaku mau menjadi pacar Surya dengan alasan supaya ia tidak merasa kesepian. Demi menjaga hubungan baiknya dengan teman-teman sepermainan, ia pun mengikuti gaya hidup mereka seperti merokok dan minum alcohol. “Waktu itu uang nggak jadi masalah karena aku berasal dari keluarga yang mampu”, alasannya saat ditanya bagaimana ia mendapatkan semua barang itu. Ia termasuk sering mentraktir temannya dengan membeli beberapa botol alcohol. Menurutnya, itu salah satu cara mempertahankan hubungan dengan teman-teman. Sejak berpacaran dengan Surya, tentunya Mawar semakin memiliki banyak teman dan dari situlah ia mengenal Lexo dan Inex sedangkan Surya sudah terlebih dahulu menggunakan barang tersebut. Mawar mencoba Lexo karena waktu itu teman-temannya mengatakan bahwa Lexo bisa membuat pikiran kita jadi lebih tenang dan bisa tidur. Tentu saja Mawar tertarik untuk mencobanya karena ia seringkali merasa tidak bisa tidur. Setelah tergantung pada Lexo, teman-temannya membujuknya untuk mencoba Inex dan karena penasaran, Inex pun dicobanya. Sekali, dua kali mencoba… ia pun menjadi ketagihan. “Aku merasa fly kalau udah telan Inex tetapi kadang aku juga jadi gampang marah kalau ada hal yang menyinggung perasaan walau mungkin hal itu tidak sungguh-sungguh”, akunya. Selain itu, ia mengaku menjadi mudah curiga terhadap orang lain.

Beberapa teman masa kecilnya yang tidak terjerumus sudah berkali-kali menasehati Mawar tetapi tak pernah di dengarnya bahkan terkadang Mawar marah kepada mereka dan selalu mengatakan “Kamu nggak tahu gimana keadaanku dan perasaanku jadi nggak usah ikut campur”.
Menginjak bangku kuliah, pergaulannya semakin tak jelas. Hampir setiap dua hari sekali ia pergi ke diskotik. Sejak kuliah pula hubungannya dengan Surya menjadi semakin tak harmonis dan akhirnya putus. Mawar mengaku tak merasa sedih saat ia putus dengan Surya, bahkan katanya “Nggak ada efek apa-apa aku putus sama dia. Aku kan punya banyak teman”. Orangtuanya hingga saat itu tak pernah mengetahui bagaimana pergaulannya karena ya, seperti yang dikatakan Mawar, mereka terlalu sibuk terhadap urusan mereka masing-masing. Walaupun begitu, Mawar tetap saja takut kalau orangtuanya mengetahui bagaimana ia sekarang. “Aku nggak pernah mau pulang dalam keadaan mabuk, bisa dimarahin dan dipukulin sama papa”, akunya.

Akhir semester 1, Mawar berkenalan dengan Roy (bukan nama sebenarnya). Roy bukan perokok, pemabuk, ataupun pecandu. Ia anak baik-baik dan tidak pernah macam-macam. Kedekatannya dengan Roy bukan disengaja tetapi karena mereka tergabung dalam sebuah band yang dibentuk oleh teman-temannya. “Aku ditawarin jadi vokalis band punya teman dan dari situ aku kenal Roy”, katanya. Setelah mengenal Roy, ada sedikit rasa kagum dalam benak Mawar karena walaupun Roy mempunyai banyak teman yang pecandu tetapi ia berbeda dari yang lainnya. Roy tak pernah mengikuti gaya hidup teman-temannya yang tak jelas dan urakan. Sampai pada suatu hari, tiba-tiba Mawar mendapatkan kabar bahwa salah satu temannya meninggal dunia karena over dosis. Keluarga anak tersebut sangat shock dan terpukul. Tiba-tiba Mawar merasa takut kalau hal itu terjadi padanya. Roy, yang tidak terlalu dekat dengan teman Mawar tersebut, tiba-tiba menangis. Akhirnya Roy pun bercerita mengenai pengalaman pahit yang di alami oleh keluarganya. Dua tahun lalu, adik Roy meninggal dunia karena over dosis. Sejak saat itu, ibunya menjadi sering sakit-sakitan. Nama baik keluarganya pun menjadi hancur. Bukan hanya itu saja, karena shock, ayah Roy meninggal karena penyakit jantung yang sudah lama diidapnya. Sejak itulah dia bertekad untuk memperbaiki hidup dan mambahagiakan ibunya.

Kejadian yang menimpa teman Mawar dan adik Roy membuat Mawar menjadi sadar kalau ia sudah salah jalan. Apa yang dilakukannya selama ini hanya memberikan ketenangan sesaat. Walaupun orangtua Mawar kurang memperhatikannya, tetapi dalam hati Mawar amat menyayanginya. “Aku nggak mau nasibku sama seperti mereka. Kalaupun suatu saat aku meninggal, aku nggak mau dengan cara seperti itu”. Perlahan lahan, Mawar mulai meninggalkan dunia gelap tersebut. Mawar mengakui, rasanya sangat sulit saat kita mau menjadi lebih baik lagi, “Banyak banget godaannya tapi keinginan dalam diri aku jauh lebih besar”, imbuhnya. Mawar mulai menyibukkan dirinya dalam kegiatan-kegiatan yang positif. Ia bahkan mulai aktif mengikuti kegiatan Gereja. Mawar ingin mendekatkan diri kepada Tuhan. Satu hal yang paling Mawar ingat dari perkataan Roy adalah “Tuhan adalah tempat pelarian terbaik” dan Mawar membenarkan hal tersebut. Ia sadar kalau ia sudah salah jalan dan ia ingin memperbaikinya. Teman masa kecilnya sejak dulu tidak pernah berhenti mendukung dan menasehati Mawar. “Itu adalah anugerah terbesar dalam hidup aku, punya teman yang begitu baik”, katanya.

Terkadang Mawar merasa terpukul saat melihat orangtuanya bertengkar kembali. Ia merindukan keluarga yang harmonis dan orangtua yang memperhatikannya. Sempat terpikir untuk kembali kedunia yang dulu agar ia tidak terbebani oleh keadaan keluarganya tetapi untung saja, selalu ada teman-teman yang menasehatinya. Mawar mengatakan kalau teman-temannya selalu mengingatkan kalau masalah ada untuk dihadapi, bukan untuk dihindari.
Teman-teman sepermainannya yang dulu masih terus berkomunikasi dengan Mawar, bahkan mereka terkadang berkumpul bersama. Tidak ada yang berubah dari pertemanan mereka, hanya saja perbedaannya saat ini Mawar sudah tidak mengkonsumsi alcohol, Lexo dan Inex. “Jujur saja, kalau rokok terkadang aku masih suka pakai tapi ya sudah nggak sebanyak dulu. Aku terus mencoba untuk mengurangi sampai nantinya aku bisa berhenti”, akunya. Bagi Mawar, yang paling berat untuk ditinggalkan adalah rokok. Tapi ia bertekad untuk berhenti, “Cuma butuh proses yang lebih lama saja koq”.

Godaan pasti selalu ada. Beberapa teman masih ada yang menawarinya Lexo dan Inex tapi selalu ditolaknya, katanya “Masih ada koq yang nawarin gituan tapi aku tolak. Ada yang mencibir tapi ya biarlah, aku nggak peduli. Yang penting aku mau berubah dan jadi lebih baik lagi”. Mawar benar-benar mempunyai keinginan untuk berubah. Ia tidak mau nasibnya sama seperti orang lain yang meninggal karena over dosis ataupun alasan lain yang bisa merusak nama keluarganya. “Selama ini, orang-orang berpandangan positif tentang keluargaku. Walau orangtua sering bertengkar, tapi tak banyak yang mengetahui hal tersebut”. Dibalik sifatnya yang pemberontak, sebenarnya Mawar adalah perempuan yang baik dan penuh kasih sayang. Hanya saja, ia memang kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya.

Walaupun baru beberapa bulan bertobat, tapi ia merasakan banyak hal positif yang ia dapat. Sekarang ia mengaku lebih sabar dan lebih bersemangat. “Keadaan keluargaku memang belum berubah tapi aku yakin, suatu saat pasti akan berubah menjadi lebih baik lagi. semuanya hanya butuh waktu dan proses”, katanya antusias. Tak banyak yang mampu bangkit dari keterpurukan seperti Mawar. Bersyukurlah Mawar karena ia merupakan salah satu orang yang keluar dari hal-hal yang menjerumuskan. “Aku nggak mau terjerumus lebih dalam. Aku juga nggak mau nantinya semakin mengenal narkotika dan terkena HIV/AIDS. Aku nggak mau sia-siakan hidup aku”. Menurut Mawar, semua orang berkesempatan untuk hidup lebih baik lagi. Semua dikembalikan kedalam diri kita masing-masing, apakah kita mau menjadi lebih baik lagi atau tidak.

Dengan tujuan hidup yang baru, Mawar bertekad untuk lebih serius dalam kuliahnya. Sebelumnya, nilai Mawar banyak yang kurang tapi ia ingin memperbaikinya. Ia ingin lebih melakukan hal-hal yang positif. Saat ditanya bagaimana hubungannya sekarang dengan Roy, sambil tertawa ia menjawab “Ya saat ini masih berteman baik tapi doakan saja, ya”.

KESIMPULAN



Berdasarkan pada hasil wawancara kami dengan nara sumber, yaitu para mantan pengguna narkotika atau yang dikenal dengan istilah Junkies, maka kami memperoleh beberapa kesimpulan.

Pada umumnya, para pengguna narkotika adalah anak muda yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menggunakan narkotika adalah:

Faktor Keluarga
Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orangtua seringkali membuat anak mereka lupa diri. Sang anak cenderung mencari perhatian dari orang lain dan tak jarang terjerumus dengan dunia yang merugikan diri mereka sendiri. Kurangnya komunikasi orangtua dengan anak mengakibatkan orangtua tidak mengetahui apa yang sedang dialami oleh anaknya.

Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi pergaulan seseorang. Dimana seseorang bergaul atau bersosialisasi maka ia akan cenderung untuk mengikuti tata cara yang ada di lingkungannya agar dirinya diterima. Anak muda sangat mudah terpengaruh oleh bujukan teman-teman pergaulannya. Hal ini disebabkan karena rendahnya atau kurangnya prinsip hidup mereka bahkan ada yang tidak mempunyai prinsip sama sekali dalam hidupnya.

Faktor Individu
Yang dimaksud dengan faktor individu adalah faktor dari dalam dirinya sendiri. Adanya masalah dan tekanan hidup membuat seseorang merasa frustasi atau putus asa dan akhirnya mencari cara yang melenceng untuk menghilangkan rasa frustasi itu.

Penyalahgunaan narkotika pada umunya diawali karena rasa ingin tahu atau sekedar coba-coba. Adanya perngaruh atau bujukan dari orang lain juga membuat seseorang merasa tergoda dan akhirnya mencoba. Umumnya, para pengguna nakrotika menggunakan barang tersebut pada saat berkumpul dengan teman-temannya. Disaat orang tersebut sedang sendiri dan teringat akan masalahnya, ia juga akan menggunakan barang tersebut sebagai pelarian dan lama kelamaan menjadi ketagihan. Setelah mengkonsumsi narkotika, awalnya mereka akan merasa fly dan bahagia namun pada tahap selanjutnya mereka akan merasa kondisi kesehatan mereka terganggu. Secara emosional, mereka cenderung menjadi permarah, mudah tersinggung, mudah curiga, lebih memberontak, dan lain sebagainya.

Sangat disayangkan karena banyak anak muda yang terjerat dengan narkotika. Tidak banyak dari mereka yang bertobat dan mau kembali kepada jalan yang benar. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mereka untuk berhenti mengkonsumsi narkotika:

Kesadaran pribadi yang timbul dari lubuk hati masing-masing.

Nasihat dan dukungan dari orang-orang sekitar.

Pengalaman pahit yang menimpa dirinya maupun oranglain.

Rasa jera akibat perbuatan yang mereka lakukan.

Sebagai generasi penerus bangsa, janganlah kita mau terbujuk untuk menggunakan barang haram tersebut karena hal tersebut justru merugikan diri kita sendiri. Berpeganglah teguh pada prinsip hidup kita dan pada iman yang kita miliki. Mendekatkan diri pada yang kuasa adalah yang terbaik.

Demikianlah kesimpulan yang kami peroleh dari hasil wawancara kami dengan nara sumber. Semoga dapat bermanfaat bagi semuanya. Say no to drugs!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar