07 April 2009

Kasus Junkie

Ada Apa Dengan Mawar?



Secara fisik, Mawar (bukan nama sebenarnya) adalah perempuan yang cukup menarik. Bagi yang belum mengenalnya atau baru pertama kali bertemu, Mawar tampak sebagai orang yang pendiam. Tetapi kalau kita sudah mengenalnya lebih dekat, ternyata ia adalah anak yang sangat cerewet dan humoris. “Menyenangkan”, itulah yang dikatakan teman-teman Mawar mengenai pribadi Mawar. Ia mempunyai banyak teman dan karena ia adalah perempuan yang tomboy maka ia lebih banyak berteman dengan lawan jenis.

Beberapa orang yang pernah menggunakan narkoba lebih suka menutup diri dan tidak mau mengakui dirinya pecandu maupun mantan pecandu kepada orang-orang yang tidak mereka kenal baik. Bahkan ada yang hanya mau terbuka terhadap teman sepermainannya. Walaupun mereka ada yang sudah berhenti, namun mereka cenderung mau berbagi pengalamannya hanya dengan orang-orang tertentu, “Ada rasa malu juga sebenarnya dan aku takut orang tuaku tahu hal ini”, kata Mawar jujur.

Mawar termasuk salah satu mantan pengguna narkotika. Dulu, ia adalah pacandu Inex. Diawali dengan kebiasaannya merokok, kemudian minum alcohol, menggunakan Lexo (sejenis obat tidur yang juga digunakan untuk menenangkan pikiran), hingga akhirnya mencandu Inex. Mawar mengaku sudah mulai merokok sejak kelas 1 SMA dan berawal dari coba-coba karena banyak temannya yang sudah terlebih dahulu menjadi perokok. Ia merasakan kenikmatan tersendiri ketika merokok bersama teman-temannya, ”Merasa lebih keren juga, sih”, imbuhnya. Kelas 2 SMA, ia dekat dengan seorang laki-laki yang akhirnya menjadi pacarnya. Sebut saja Surya (bukan nama sebenarnya) yang bukannya membuat Mawar menjadi lebih baik tetapi justru menjerumuskannya lebih jauh lagi. Dari Surya lah Mawar mengenal Lexo dan Inex. Hal yang menjadi alasan utama mengapa Mawar mau mencoba merokok dan akhirnya mencandu adalah alasan keluarga, “Aku stress lihat orangtua-ku ribut setiap hari. Mereka terlalu sibuk sama urusan masing-masing tanpa peduliin perasaan aku sebagai anak”, katanya. Karena merasa tidak dipedulikan, ia pun mencari perhatian dari teman-temannya. Bahkan, Mawar mengaku mau menjadi pacar Surya dengan alasan supaya ia tidak merasa kesepian. Demi menjaga hubungan baiknya dengan teman-teman sepermainan, ia pun mengikuti gaya hidup mereka seperti merokok dan minum alcohol. “Waktu itu uang nggak jadi masalah karena aku berasal dari keluarga yang mampu”, alasannya saat ditanya bagaimana ia mendapatkan semua barang itu. Ia termasuk sering mentraktir temannya dengan membeli beberapa botol alcohol. Menurutnya, itu salah satu cara mempertahankan hubungan dengan teman-teman. Sejak berpacaran dengan Surya, tentunya Mawar semakin memiliki banyak teman dan dari situlah ia mengenal Lexo dan Inex sedangkan Surya sudah terlebih dahulu menggunakan barang tersebut. Mawar mencoba Lexo karena waktu itu teman-temannya mengatakan bahwa Lexo bisa membuat pikiran kita jadi lebih tenang dan bisa tidur. Tentu saja Mawar tertarik untuk mencobanya karena ia seringkali merasa tidak bisa tidur. Setelah tergantung pada Lexo, teman-temannya membujuknya untuk mencoba Inex dan karena penasaran, Inex pun dicobanya. Sekali, dua kali mencoba… ia pun menjadi ketagihan. “Aku merasa fly kalau udah telan Inex tetapi kadang aku juga jadi gampang marah kalau ada hal yang menyinggung perasaan walau mungkin hal itu tidak sungguh-sungguh”, akunya. Selain itu, ia mengaku menjadi mudah curiga terhadap orang lain.

Beberapa teman masa kecilnya yang tidak terjerumus sudah berkali-kali menasehati Mawar tetapi tak pernah di dengarnya bahkan terkadang Mawar marah kepada mereka dan selalu mengatakan “Kamu nggak tahu gimana keadaanku dan perasaanku jadi nggak usah ikut campur”.
Menginjak bangku kuliah, pergaulannya semakin tak jelas. Hampir setiap dua hari sekali ia pergi ke diskotik. Sejak kuliah pula hubungannya dengan Surya menjadi semakin tak harmonis dan akhirnya putus. Mawar mengaku tak merasa sedih saat ia putus dengan Surya, bahkan katanya “Nggak ada efek apa-apa aku putus sama dia. Aku kan punya banyak teman”. Orangtuanya hingga saat itu tak pernah mengetahui bagaimana pergaulannya karena ya, seperti yang dikatakan Mawar, mereka terlalu sibuk terhadap urusan mereka masing-masing. Walaupun begitu, Mawar tetap saja takut kalau orangtuanya mengetahui bagaimana ia sekarang. “Aku nggak pernah mau pulang dalam keadaan mabuk, bisa dimarahin dan dipukulin sama papa”, akunya.

Akhir semester 1, Mawar berkenalan dengan Roy (bukan nama sebenarnya). Roy bukan perokok, pemabuk, ataupun pecandu. Ia anak baik-baik dan tidak pernah macam-macam. Kedekatannya dengan Roy bukan disengaja tetapi karena mereka tergabung dalam sebuah band yang dibentuk oleh teman-temannya. “Aku ditawarin jadi vokalis band punya teman dan dari situ aku kenal Roy”, katanya. Setelah mengenal Roy, ada sedikit rasa kagum dalam benak Mawar karena walaupun Roy mempunyai banyak teman yang pecandu tetapi ia berbeda dari yang lainnya. Roy tak pernah mengikuti gaya hidup teman-temannya yang tak jelas dan urakan. Sampai pada suatu hari, tiba-tiba Mawar mendapatkan kabar bahwa salah satu temannya meninggal dunia karena over dosis. Keluarga anak tersebut sangat shock dan terpukul. Tiba-tiba Mawar merasa takut kalau hal itu terjadi padanya. Roy, yang tidak terlalu dekat dengan teman Mawar tersebut, tiba-tiba menangis. Akhirnya Roy pun bercerita mengenai pengalaman pahit yang di alami oleh keluarganya. Dua tahun lalu, adik Roy meninggal dunia karena over dosis. Sejak saat itu, ibunya menjadi sering sakit-sakitan. Nama baik keluarganya pun menjadi hancur. Bukan hanya itu saja, karena shock, ayah Roy meninggal karena penyakit jantung yang sudah lama diidapnya. Sejak itulah dia bertekad untuk memperbaiki hidup dan mambahagiakan ibunya.

Kejadian yang menimpa teman Mawar dan adik Roy membuat Mawar menjadi sadar kalau ia sudah salah jalan. Apa yang dilakukannya selama ini hanya memberikan ketenangan sesaat. Walaupun orangtua Mawar kurang memperhatikannya, tetapi dalam hati Mawar amat menyayanginya. “Aku nggak mau nasibku sama seperti mereka. Kalaupun suatu saat aku meninggal, aku nggak mau dengan cara seperti itu”. Perlahan lahan, Mawar mulai meninggalkan dunia gelap tersebut. Mawar mengakui, rasanya sangat sulit saat kita mau menjadi lebih baik lagi, “Banyak banget godaannya tapi keinginan dalam diri aku jauh lebih besar”, imbuhnya. Mawar mulai menyibukkan dirinya dalam kegiatan-kegiatan yang positif. Ia bahkan mulai aktif mengikuti kegiatan Gereja. Mawar ingin mendekatkan diri kepada Tuhan. Satu hal yang paling Mawar ingat dari perkataan Roy adalah “Tuhan adalah tempat pelarian terbaik” dan Mawar membenarkan hal tersebut. Ia sadar kalau ia sudah salah jalan dan ia ingin memperbaikinya. Teman masa kecilnya sejak dulu tidak pernah berhenti mendukung dan menasehati Mawar. “Itu adalah anugerah terbesar dalam hidup aku, punya teman yang begitu baik”, katanya.

Terkadang Mawar merasa terpukul saat melihat orangtuanya bertengkar kembali. Ia merindukan keluarga yang harmonis dan orangtua yang memperhatikannya. Sempat terpikir untuk kembali kedunia yang dulu agar ia tidak terbebani oleh keadaan keluarganya tetapi untung saja, selalu ada teman-teman yang menasehatinya. Mawar mengatakan kalau teman-temannya selalu mengingatkan kalau masalah ada untuk dihadapi, bukan untuk dihindari.
Teman-teman sepermainannya yang dulu masih terus berkomunikasi dengan Mawar, bahkan mereka terkadang berkumpul bersama. Tidak ada yang berubah dari pertemanan mereka, hanya saja perbedaannya saat ini Mawar sudah tidak mengkonsumsi alcohol, Lexo dan Inex. “Jujur saja, kalau rokok terkadang aku masih suka pakai tapi ya sudah nggak sebanyak dulu. Aku terus mencoba untuk mengurangi sampai nantinya aku bisa berhenti”, akunya. Bagi Mawar, yang paling berat untuk ditinggalkan adalah rokok. Tapi ia bertekad untuk berhenti, “Cuma butuh proses yang lebih lama saja koq”.

Godaan pasti selalu ada. Beberapa teman masih ada yang menawarinya Lexo dan Inex tapi selalu ditolaknya, katanya “Masih ada koq yang nawarin gituan tapi aku tolak. Ada yang mencibir tapi ya biarlah, aku nggak peduli. Yang penting aku mau berubah dan jadi lebih baik lagi”. Mawar benar-benar mempunyai keinginan untuk berubah. Ia tidak mau nasibnya sama seperti orang lain yang meninggal karena over dosis ataupun alasan lain yang bisa merusak nama keluarganya. “Selama ini, orang-orang berpandangan positif tentang keluargaku. Walau orangtua sering bertengkar, tapi tak banyak yang mengetahui hal tersebut”. Dibalik sifatnya yang pemberontak, sebenarnya Mawar adalah perempuan yang baik dan penuh kasih sayang. Hanya saja, ia memang kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya.

Walaupun baru beberapa bulan bertobat, tapi ia merasakan banyak hal positif yang ia dapat. Sekarang ia mengaku lebih sabar dan lebih bersemangat. “Keadaan keluargaku memang belum berubah tapi aku yakin, suatu saat pasti akan berubah menjadi lebih baik lagi. semuanya hanya butuh waktu dan proses”, katanya antusias. Tak banyak yang mampu bangkit dari keterpurukan seperti Mawar. Bersyukurlah Mawar karena ia merupakan salah satu orang yang keluar dari hal-hal yang menjerumuskan. “Aku nggak mau terjerumus lebih dalam. Aku juga nggak mau nantinya semakin mengenal narkotika dan terkena HIV/AIDS. Aku nggak mau sia-siakan hidup aku”. Menurut Mawar, semua orang berkesempatan untuk hidup lebih baik lagi. Semua dikembalikan kedalam diri kita masing-masing, apakah kita mau menjadi lebih baik lagi atau tidak.

Dengan tujuan hidup yang baru, Mawar bertekad untuk lebih serius dalam kuliahnya. Sebelumnya, nilai Mawar banyak yang kurang tapi ia ingin memperbaikinya. Ia ingin lebih melakukan hal-hal yang positif. Saat ditanya bagaimana hubungannya sekarang dengan Roy, sambil tertawa ia menjawab “Ya saat ini masih berteman baik tapi doakan saja, ya”.

KESIMPULAN



Berdasarkan pada hasil wawancara kami dengan nara sumber, yaitu para mantan pengguna narkotika atau yang dikenal dengan istilah Junkies, maka kami memperoleh beberapa kesimpulan.

Pada umumnya, para pengguna narkotika adalah anak muda yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menggunakan narkotika adalah:

Faktor Keluarga
Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orangtua seringkali membuat anak mereka lupa diri. Sang anak cenderung mencari perhatian dari orang lain dan tak jarang terjerumus dengan dunia yang merugikan diri mereka sendiri. Kurangnya komunikasi orangtua dengan anak mengakibatkan orangtua tidak mengetahui apa yang sedang dialami oleh anaknya.

Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi pergaulan seseorang. Dimana seseorang bergaul atau bersosialisasi maka ia akan cenderung untuk mengikuti tata cara yang ada di lingkungannya agar dirinya diterima. Anak muda sangat mudah terpengaruh oleh bujukan teman-teman pergaulannya. Hal ini disebabkan karena rendahnya atau kurangnya prinsip hidup mereka bahkan ada yang tidak mempunyai prinsip sama sekali dalam hidupnya.

Faktor Individu
Yang dimaksud dengan faktor individu adalah faktor dari dalam dirinya sendiri. Adanya masalah dan tekanan hidup membuat seseorang merasa frustasi atau putus asa dan akhirnya mencari cara yang melenceng untuk menghilangkan rasa frustasi itu.

Penyalahgunaan narkotika pada umunya diawali karena rasa ingin tahu atau sekedar coba-coba. Adanya perngaruh atau bujukan dari orang lain juga membuat seseorang merasa tergoda dan akhirnya mencoba. Umumnya, para pengguna nakrotika menggunakan barang tersebut pada saat berkumpul dengan teman-temannya. Disaat orang tersebut sedang sendiri dan teringat akan masalahnya, ia juga akan menggunakan barang tersebut sebagai pelarian dan lama kelamaan menjadi ketagihan. Setelah mengkonsumsi narkotika, awalnya mereka akan merasa fly dan bahagia namun pada tahap selanjutnya mereka akan merasa kondisi kesehatan mereka terganggu. Secara emosional, mereka cenderung menjadi permarah, mudah tersinggung, mudah curiga, lebih memberontak, dan lain sebagainya.

Sangat disayangkan karena banyak anak muda yang terjerat dengan narkotika. Tidak banyak dari mereka yang bertobat dan mau kembali kepada jalan yang benar. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mereka untuk berhenti mengkonsumsi narkotika:

Kesadaran pribadi yang timbul dari lubuk hati masing-masing.

Nasihat dan dukungan dari orang-orang sekitar.

Pengalaman pahit yang menimpa dirinya maupun oranglain.

Rasa jera akibat perbuatan yang mereka lakukan.

Sebagai generasi penerus bangsa, janganlah kita mau terbujuk untuk menggunakan barang haram tersebut karena hal tersebut justru merugikan diri kita sendiri. Berpeganglah teguh pada prinsip hidup kita dan pada iman yang kita miliki. Mendekatkan diri pada yang kuasa adalah yang terbaik.

Demikianlah kesimpulan yang kami peroleh dari hasil wawancara kami dengan nara sumber. Semoga dapat bermanfaat bagi semuanya. Say no to drugs!

Konsep Diri

Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Aku berasal dari keturunan Tioghoa dan dari wajahku pun tampak terlihat kalau aku adalah keturunan Tioghoa. Dengan mata sipit dan hidung pesek, di tambah dengan rambut keriting-ku waktu masih kecil, banyak orang yang dengan mudah bisa mengenaliku. Aku tinggal di sebuah kota kecil di kabupaten Brebes, tepatnya di Bumiayu.

Seiring berjalannya waktu, aku pun perlahan beranjak menjadi gadis kecil yang sedang belajar untuk mengenali segala sesuatu yang ada di sekelilingku. Aku hidup di tengah keluarga bahagia sebagai anak bungsu dan selalu mendapatkan perhatian. Tetapi semuanya berubah semenjak mamaku menderita penyakit Leukimia. Selama dua tahun papaku sibuk menemani mamaku berobat hingga ke luar negeri sedangkan kedua kakakku kuliah di Jakarta. Aku sering dititipkan pada saudara yang ada didekat rumah. Mungkin karena masih kecil, aku tidak terlalu mengerti dan memikirkan semuanya. Aku masih menjadi gadis kecil yang periang. Namun, mungkin karena sering ditinggal pergi, aku justru semakin mandiri. Tepat tanggal 16 Desember 1997, waktu aku masih kelas 4SD, mamaku meninggal dunia. Sejak saat itu aku hanya tinggal berdua dengan papaku. Banyak orang yang merasa kasihan, tapi ya itu adalah hidup yang sudah digariskan Tuhan, jadi harus dijalani. Aku terkadang merasa kesepian, merasa iri kalau melihat temanku yang masih mempunyai mama. Tapi, karena dari kecil aku sudah terbiasa mandiri dan sendiri, aku tidak menjadi gadis yang hanya bisa berdiam diri dan menangis. Selain itu, untungnya teman-temanku tidak ada yang menghina, aku justru mempunyai teman-teman yang sangat baik.

Aku tinggal bersama papaku sampai aku SMP. Masa-masa SMP aku jalani dengan baik, bahkan aku termasuk berprestasi di sekolah. Aku aktif di beberapa kegiatan sekolah dan gereja sehingga temanku pun bertambah banyak. Saat aku kelas 3SMP, aku mulai sibuk mencari SMA yang bagus dan bermutu. Awalnya aku berencana mendaftar di sekolah negeri di Purwokerto, tak terlalu jauh dari rumah tapi karena waktu itu pendaftaran belum dibuka maka aku mencoba mendaftar di sekolah lain di Semarang dan Muntilan. Saat aku masih mengikuti test di Muntilan, aku diberitahu bahwa aku diterima di salah satu sekolah di Semarang tersebut tapi karena aku tidak mempunyai saudara di Semarang dan papaku khawatir kalau aku jauh dari pengawasan maka aku tidak mengambil kesempatan tersebut. Karena kurang sedikit nilai saat test di Muntilan, aku akhirnya mencoba mencari sekolah lain. Aku tidak jadi mendaftar sekolah di Purwokerto karena pertimbangan beberapa hal. Akhirnya aku pun mencoba mendaftar di salah satu sekolah berasrama di daerah Jambu, dekat Ambarawa, Kabupaten Semarang. Seharusnya aku mengikuti test masuk terlebih dahulu tapi karena rekomendasi dari sekolah di Muntilan yang terkenal sangat bermutu dan juga mempunyai hubungan dengan sekolah berasrama tempatku mendaftar, akhirnya aku pun boleh masuk tanpa test.

Aku akhirnya bersekolah ditempat yang sangat asing bagiku dan tak pernah terpikirkan sebelumnya. Awalnya ada rasa takut tapi ya aku cuma bisa pasrah karena tak ada waktu lagi untuk cari sekolah lain. Tapi entah kenapa, saat aku sudah memberesi barang-barangku di asrama dan bersiap-siap mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS), aku sama sekali tidak merasakan takut lagi. Aku seperti mati rasa. Aku menjalani kehidupanku yang baru di tempat yang baru dan di lingkungan yang baru.

Aku berkenalan dengan teman-teman baru dan beberapa diantara mereka sering menangis kalau ingat pada keluarga. Aku sendiri justru tak pernah menangis saat masih awal di sekolah asrama tersebut. Memang berat karena selama sebulan semua murid baru tidak boleh dihubungi olah keluarga tapi aku menjalaninya dengan enjoy. Apalagi saat MOS, sepertinya tak ada waktu untuk menangis karena kegiatannya sangat padat. Setahun pertama bersama teman-teman adalah masih masa-masa saling mengenal. Sedikit demi sedikit kami saling mengetahui karakter masing-masing dan dari situlah kami belajar menghadapi karakter orang yang berbeda-beda. Terkadang terjadi perselisihan tapi semuanya bisa terselesaikan. Di asrama tersebut, aku belajar untuk disiplin, dan mandiri. Semua urusan pribadi seperti mencuci baju dan menyeterika harus dikerjakan sendiri. Kalau untuk bersih-bersih ruangan, aku melakukannya bersama teman-teman. Kegiatan tersebut kami lakukan bersama-sama sehingga terasa menyenangkan. Dari situlah muncul rasa kebersamaan dan persaudaraan. Seringkali asrama dan sekolah mengadakan berbagai kegiatan seperti pentas seni, perlombaan, dan sebagainya dan melalui itu semua aku dan teman-teman menjadi semakin kompak. Selain itu, walau sekolah kami bukan terletak di tengah keramaian kota, tapi semua fasilitasnya sangat mendukung dan bermutu. Justru karena bukan ditengah keramaian kota, kami belajar untuk hidup sederhana dan tidak individual.

Semakin lama, aku dan teman-teman semakin akrab dan semakin saling mengerti. Banyak konflik juga yang terjadi diantara kami tapi karena kami tinggal dalam satu atap selama 3 tahun maka tidak nyaman rasanya kalau tinggal dalan pertikaian sehingga konflikpun akhirnya terselesaikan juga.
Setelah tiga tahun bersama, mau tak mau kami harus berpisah karena harus melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Kami mengadakan perpisahan dan rasanya sangat berat ketika harus berpisah karena kami semua sudah bersama-sama selama 3 tahun dan melakukan segala sesuatu bersama. Aku merasa sangat kehilangan tapi yang terutama, walau kami terpisah jarak, kami tidak akan pernah saling melupakan.

Banyak pelajaran berharga yang aku dapatkan selama hidupku, terutama selama aku SMA. Aku banyak belajar dari semua yang aku alami. Berawal dari masa kecilku yang ternyata harus besar tanpa mama, aku belajar untuk mandiri dan tegar. Aku memang anak bungsu dan sering dimanja tapi karena semua yang terjadi dan didikan keluarga yang cukup keras, aku tidaklah menjadi anak yang semuanya harus “mama-papa”. Kemudian aku hidup dilingkungan asrama selama 3 tahun… aku belajar untuk menerima orang lain, mengerti orang lain dan merasakan kebersamaan. Dari asrama itu pula aku menjadi semakin mandiri dan disiplin. Asrama banyak mengubah hidupku dan keluargaku juga mengakuinya bahwa sejak di asrama, aku menjadi semakin mandiri dan dewasa. Tapi, terkadang aku merasa kalau temanku jauh lebih mengenalku daripada keluarga karena aku hanya dekat dengan papaku hingga SMP dan itupun terpotong waktu untuk pergi menemani mama berobat. Apalagi aku cenderung tertutup terhadap keluarga, aku lebih mau terbuka terhadap teman dekatku. Teman-teman mengenalku sebagai gadis yang periang, heboh, supel dan ramah. Tapi mereka semua juga menilai kalau aku adalah gadis yang cuek, cerewet, judes dan berani (nyolot).

Aku memang type orang yang cuek. Bukan karena aku tidak mau peduli terhadap orang lain atau diri sendiri. Orang yang tidak mengenalku banyak yang beranggapan kalau aku tidak mau tau urusan orang lain tapi bagi aku, aku tau urusan orang lain atau tidak dan aku peduli atau tidak terhadap urusan orang lain, semua itu adalah masalahku dan urusanku. Orang lain tidak perlu tahu karena semua itu tidak perlu disebarluaskan. Cukup aku saja yang tau.
Aku juga type orang yang keras kepala. Bahkan mungkin cenderung egois.
Salah satu yang membuatku punya banyak teman adalah karena aku mudah bergaul. Aku sering melakukan hal-hal ‘gila’ yang bisa mebuat temanku tertawa. Aku merasa senang kalau melihat orang lain tertawa. Selain itu, aku cerewet hingga aku akhirnya punya banyak teman dan bahkan mungkin mudah dikenali melalui kecerewetanku… hahaha…

Ada yang bilang kalau aku ini judes…. Aku mengakui, tapi aku juga bukan orang yang lemah-lembut. Walau judes, yang penting aku tidak pernah berbuat jahat.
Orang-orang yang ada disekelilingku pasti punya pendapat yang berbeda tentang aku. Terserah orang mau menilaiku bagaimana karena penilaian tiap orang tidak selalu sama. Bagi aku, cukup 1 orang yang mengetahui bagaimana aku sebenarnya daripada aku harus berpura-pura dalam bersikap supaya menarik perhatian orang lain. Kebaikan tidak harus dipertontonkan kepada semua orang. Saat aku berbuat baik, tanpa orang lain ketahui pun, hal itu sudah membuatku hatiku senang karena yang penting aku sudah tahu kalau aku berbuat sesuatu untuk orang lain.

Saat ini, aku sudah berumur 18 tahun dan tak lama lagi akan menginjak 19 tahun. Selama 18 tahun lebih aku hidup dengan berbagai hal-hal yang baru. Kini aku sudah beranjak dewasa dan aku banyak mengambil hikmah dari semua yang terjadi.
Aku sudah semakin mengetahui bagaimana aku dan seperti apa aku. Aku punya banyak kekurangan dan juga kelebihan. Kekurangan aku adalah… aku keras kepala, sensitive, judes dan cuek. Sedangkan kelebihan aku adalah…. aku supel, mudah bersosialisasi, ramah dan periang. Hidup di asrama membuatku semakin mandiri, disiplin, dan aku banyak belajar menghadapi orang lain dengan berbagai karakter. Aku merasakan kebersamaan sehingga aku lebih care/peduli terhadap teman. Sifat supel aku mendukung pergaulan sehingga aku punya banyak teman. Aku bersyukur atas semua yang Tuhan berikan dalam hidup aku. Dalam hidup aku, banyak masalah yang bisa membuatku jatuh tapi aku tidak pernah mau dijatuhkan. Pengalaman hidupku menjadikan aku sebagai orang yang tegar dan kuat.

Saat ini, aku masih menuntut ilmu di LSPR. Aku hidup jauh dari papaku dan di Jakarta aku tinggal dengan salah satu kakakku dan kakak ipar. Tidak mudah hidup di Kota besar seperti Jakarta karena pergaulan disini banyak yang melenceng. Aku tidak boleh terperngaruh oleh hal-hal yang tidak baik, aku akan tetap menjadi diriku sendiri dan selalu berjalan di jalan yang benar. Aku ingin jadi orang yang sukses, aku ingin membuat semua orang bangga, terutama keluargaku. Bagaimanapun, aku punya keluarga yang berperan dalam hidup aku, terutama papaku. Aku tidak ingin mengecewakan papaku yang sudah membiayaiku sejak kecil. Aku juga ingin tunjukkan kepada almh. Mama kalau aku bisa sukses dalam karir dan hidup.

Hidup memang tak pernah lepas dari masalah, perubahan, dan godaan. Tapi hidup juga tak boleh lepas dari perjuangan. Semua yang terjadi baik yang menyenangkan maupun tidak, semua itu membuatku banyak belajar dan semua itu juga telah membentuk konsep diri dalam hidupku.

Tipe Lembaga Kemasyarakatan


Berdasarkan Perkembangannya

Crescive Institutions (Lembaga paling primer) adalah lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
Contoh: Lembaga perkawinan, Lembaga agama

Enacted Institutions adalah lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, berakar pada kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat.
Contoh: Lembaga utang piutang, Lembaga pendidikan

Berdasarkan Sistem Nilai yang Diterima Masyarakat
Basic Institutions adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dam mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
Contoh: Keluarga, Sekolah, Negara

Subsidiary institutions adalah lembaga yang dianggap kurang penting.
Contoh: Kegiatan-kegiatan untuk rekreasi


Berdasarkan Penerimaan Masyarakat

Approved/Social Sanctioned Institutions adalah lembaga yang dterima masyarakat.
Contoh: Sekolah, Perusahaan Dagang

Unsanctioned Institutions adalah lembaga yang ditolak oleh masyarakat, walau kadang masyarakat tidak berhasil memberantasnya.
Contoh: Kelompok penjahat, kelompok pemeras, kelompok pencoleng.


Berdasarkan Penyebarannya

General Institutions adalah lembaga yang dikenal oleh hampir semua masyarakat dunia.
Contoh: Lembaga agama

Restricted Institutions adalah lembaga yang dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu.
Contoh: Agama Islam, Katolik, Buddha

Berdasarkan Fungsinya

Operative Institutions adalah lembaga yang berfungsi untuk menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
Contoh: Lembaga Industrialisasi

Regulative Institutions adalah lembaga yang berfungsi untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.
Contoh: Lembaga Hukum seperti lembaga kejaksaan dan pengadilan

Assignment: My Future Plan

As a student, I wish I can do the best for my future. I have plans to achieve my goals. One of my plans is I want to get good mark and always keep my GPA min 3, 00. I must to study hard and never give up. I know that in this semester more difficult than last semester but I believe that I can do it and always try to give all my potencies. My second plan is I want to practice my English more and able to speak fluently. I have plan to following English course nearer my home. To gain my talent more, I want to follow many club in my campus such as Radio and News because through both club, I can get more experience and also more knowledge.
For long term, I wish I can be graduated and give the best for everybody around me. To achieve all my goal, I must to study hard and work hard. Never give up and always try to give the best. I believe that the champion never give up.


My planning in my personal life…
I want to be more patient, more mature, and more professional. I want to be better. Now, beside school at LSPR, sometimes I work as Wedding Organizer at weekend. I want to gain my ability more to organizing and always give the best that I can do. After graduated, I wish I can get job immediately because I will be happy when I can get a lot of money through my work. With my salary, I wish I can give something for my Dad because I love my Dad so much. And also, with my salary I wish I can be rich man and have my own car and my own house by my self. I hope I can have family too. I always pray and believe that someday God will give me a nice person to be my husband in the right time. I believe that God will give the best for me.
I want to create my life better, success in my job and my family. I know I can’t be the perfect person but I can try to give the best for everybody around me.
I will keep smiling because with smiling I can feel better.

Analisa Kasus Berdasarkan Perspektif Emile Durkhein dan Max Weber

Pandangan Emile Durkhein

Kasus: Seorang ibu yang bunuh diri bersama anaknya dengan cara melompat dari gedung apartemen.
Penyebab kasus ini adalah karena ibu tersebut sudah putus asa dalam menanggung beban hidup. Ibu tersebut adalah seorang janda dan hidup dengan seorang anaknya. Masalah ekonomi menjadi masalah yang paling utama. Karena terlilit banyak hutang, maka ibu seorang anak tersebut merasa putus asa dan akhirnya ia memilih cara untuk bunuh diri dengan mengajak serta anaknya. Dari atas gedung apartemen, ibu tersebut meminta anaknya untuk melompat terlebih dahulu. Setelah anak tersebut melompat kebawah, barulah ibu tersebut ikut melompat kebawah.
Dampak dari kasus ini adalah sang anak yang tidak bersalah dan seharusnya masih mempunyai jalan hidup yang panjang harus ikut mengakhiri hidup bersama ibunya padahal tiap anak punya hak untuk melanjutkan hidup. Kasus seperti ini juga dapat membuat seorang anak tidak lagi merasakan kenyamanan di tengah keluarga.
Solusi dari kasus seperti ini adalah diperlukannya penyuluhan psikologi bagi orang-orang yang bermasalah dan adanya peningkatan perlindungan terhadap hak asasi anak. Masalah seperti ini juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah.

Pandangan Max Weber

Kasus: Perselingkuhan yang dilakukan oleh Maria Eva (ME) dengan Yahya Zaini (YZ).
Penyebab kasus ini adalah karena ME yang mempunyai hubungan dekat dengan YZ dan mereka melakukan skandal yang sangat memalukan. ME awalnya adalah penyanyi dangdut biasa yang tidak terlalu dikenal oleh masyarakat. Saat ME mempunyai kedekatan khusus dengan YZ, ME tentunya sudah mengetahui bahwa YZ adalah orang yang cukup berpengaruh dalam pemerintahan. Dengan adanya skandal yang dilakukan oleh ME dan YZ, maka ME dapat memperoleh sorotan/perhatian dari media dan masyarakat umum sehingga masyarakat yang tadinya tidak terlalu mengenal atau bahkan sama sekali tidak mengenal ME, kini melalui skandal yang dilakukannya maka masyarakat menjadi mengenal ME yang notabene adalah penyanyi dangdut.
Dampak dari kasus ini adalah kini masyarakat menjadi tahu bagaimana kualitas dan mentalitas dari para anggota pemerintahan yang ternyata sangat menyimpang dari norma yang ada. Sedangkan ME kini justru semakin dikenal masyarakat dan mendapatkan banyak tawaran manggung. Selain itu, hal ini juga tentunya merusak keharmonisan keluarga YZ dan menimbulkan dampak psikologis yang tidak baik bagi anak-anaknya.
Solusi dari kasus seperti ini adalah sebaiknya pemerintah dan para pemimpin lebih berhati-hati dalam bersikap karena apabila mereka memberikan image yang buruk dimata masyarakat, maka mereka akan semakin kehilangan kepercayaan dari masyarakat.

Tugas Religious Instruction Catholic

Dampak Kekristenan dalam Ilmu Pengetahuan

Pandangan yang berkembang saat ini, dan tampaknya diterima begitu saja oleh masyarakat luas, adalah bahwa ajaran Alkitab itu tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan. Catatan Alkitab dianggap kadaluwarsa bila dibandingkan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Benarkah demikian?

Dalam sejarah, simultan dengan Reformasi, berlangsung pula apa yang dikenal sebagai Revolusi Ilmiah, yang menandakan bangkitnya ilmu pengetahuan modern. Pelopornya adalah Kopernikus (1475-1543), astronom Polandia, dan Vesalius (1514-1564) dari Italia. Bukan berarti pada zaman sebelumnya ilmu pengetahuan belum berkembang. Bangsa Yunani, Arab dan China memiliki pengetahuan yang mendalam akan dunia ini. Namun, bangsa China hanya mengembangkan sedikit teori ilmiah umum, sedangkan bangsa Arab dan Eropa sejauh itu menganggap ilmu pengetahuan hanya sebagai salah satu aspek dari filsafat, dengan tradisi para filsuf, khususnya Aristoteles, sebagai pijakannya. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan zaman pertengahan lebih dilandasi oleh otoritas atau ketokohan seorang filsuf daripada digali melalui observasi (metode ilmiah). Ilmu pengetahuan saat itu lebih banyak dikembangkan melalui logika daripada melalui eksperimen.

Bangkitnya ilmu pengetahuan modern tidak bertentangan dengan ajaran Alkitab, namun justru menemukan landasan yang kokoh dalam ajaran Alkitab. Kalaupun Gereja Katholik Roma menyerang ajaran Kopernikus, dan kemudian Galileo (1564-1642), penyebabnya bukan karena ajaran mereka berlawanan dengan kandungan Alkitab. Otoritas gereja menganggapnya demikian, namun hal itu terjadi karena unsur-unsur falsafah Aristoteles telah menjadi bagian dari ortodoksi gereja, dan pendapat Galileo bertentangan dengan pandangan mereka. Galileo bahkan menegaskan keserasian antara ajaran Kopernikus dan ajaran Alkitab, dan hal inilah antara lain yang membuatnya diadili.

Baik Alfred North Whitehead (1861-1947) maupun J. Robert Openheimer (1904-1967), keduanya bukan orang Kristen, menegaskan bahwa ilmu pengetahuan modern lahir berkat pandangan dunia Kristen. Whitehead menyatakan bahwa Kekristenan adalah ibu dari ilmu pengetahuan karena ajarannya akan "rasionalitas Allah". Karena ilmuwan mula-mula percaya bahwa dunia ini diciptakan oleh Allah yang bernalar, mereka tidak terkejut sewaktu mendapati bahwa orang dapat menemukan sesuatu yang benar dari alam semesta ini berdasarkan penalaran. Adanya keteraturan dan hukum-hukum alam juga memungkinkan terjadinya berbagai penemuan dan pengembangan teknologi. Pandangan dunia Kristen, dengan demikian, telah memberikan ruang bagi "keyakinan akan kemungkinan perkembangan ilmu pengetahuan".

Berikut ini segelintir contoh ilmuwan yang melandasi keilmuan mereka dengan keimanan. Isaac Newton, penemu hukum gravitasi dan perumus tiga hukum gerakan yang mendasari ilmu dinamika, mengungkapkan kepercayaannya kepada kesahihan Alkitab dengan mengatakan, "Kami memandang Kitab Suci Allah sebagai filsafat yang paling agung. Saya menemukan tanda keotentikan yang lebih banyak di dalam Alkitab daripada di dalam catatan sejarah dunia manapun."

Francis Bacon, Lord Chancellor dari Inggris, menyatakan, "Ada dua buku yang disodorkan kepada kita untuk dipelajari, untuk mencegah kita jatuh dalam kesalahan; yang pertama adalah Alkitab, yang mengungkapkan kehendak Allah; dan yang kedua adalah Alam Ciptaan, yang menunjukkan kuasa-Nya."

Michael Faraday, salah satu ahli fisika terbesar sepanjang waktu dan penemu genarator, menyatakan, "Alkitab, dan hanya Alkitab, tanpa penambahan dan pengurangan apapun oleh manusia, adalah satu-satunya tuntunan yang memadai bagi setiap pribadi, sepanjang waktu dan dalam setiap keadaan.... Iman kepada ketuhanan dan pekerjaan Kristus adalah pemberian Allah, dan bukti dari iman ini adalah ketaatan kepada perintah Kristus."

John Herschel, ahli astronomi terkenal yang menemukan 500 nebula (kelompok bintang) baru dan mendaftar bintang-bintang dan nebula baik dari belahan bumi utara maupun selatan, mengatakan, "Semua penemuan manusia kelihatannya dibuat hanya untuk semakin meneguhkan kebenaran yang datang dari tempat tinggi dan tercantum dalam Kitab Suci."

Samuel F.B. Morse, penemu telegram dan seniman terkenal, mengungkapkan imannya yang semakin bertumbuh terhadap keutuhan Alkitab dengan mengakui: "Semakin dekat saya dengan akhir ziarah saya, semakin jelas bukti bahwa Alkitab bersumber dari Tuhan, kemuliaan dan keagungan pertolongan Allah bagi manusia yang telah jatuh semakin berharga, dan masa depan diterangi dengan harapan dan sukacita."

Seni Rupa Kristiani

Pada abad pertengahan kita mengenal gereja sebagai pusat dari pengembangan dan pembinaan kesenian. Terutama dalam musik, arsitektur dan seni rupa. Banyak seniman besar yang lahir dalam abad itu melalui karya-karya besar yang diciptakan untuk gereja. Secara estetik, karya-karya tersebut mempunyai nilai yang tinggi tetapi sekaligus mengungkapkan penghayatan keagamaan yang dalam yang dapat diapresiasikan oleh umatnya. Sehingga penghayatan umat gereja tidak hanya pada segi tematik keagamaan, tetapi juga penampilan seni yang berkualitas tinggi.

Tema-tema keagamaan ini mulai ditinggalkan oleh para seniman, ketika peran gereja sudah digantikan oleh birokrasi pemerintahan negara (tema kepahlawanan dan kekuasaan). Kecenderungan baru kemudia muncul dengan tumbuhnya kesadaran tentang kemanusiaan dan lebihjauh lagi tema-tema kerakyatan dan kehidupan keseharian. Disamping itu para seniman mulai meyakini bahwa dalam upaya untuk lebih mengembangkan prinsip-prinsip kesenian, karya seni sebaiknya bersifat independen dan tidak terikat pada sesuatu keharusan tematik.

Pada saat itu muncul gagasan-gagasan yang membebaskan seni dari segala ikatan yang membatasi indepedensi seorang seniman. Seniman merupakan awal dan akhir dari penciptaan sebuah karya seni. Sebagai individu yang merdeka, seniman mempunyai segala hak untuk mengungkapkan segala gerak batin dan sensibilitasnya sebagai hasil dari interaksinya dengan kehidupan. Inilah yang sedang terjadi pada abad kita dewasa ini.

Dilihat dari kehidupan seni saat ini kiranya agak rumit untuk mengaitkan tema-apa pun-dengan kualitas sebuah karya seni. Sebab suatu karya baru memenuhi suatu harapan bila tampak adanya indepedensi, kedalaman penghayatan dan kematangan penggarapan. Kedalaman penghayatan merupakan jiwa dari karya seni, sedangkan indepedensi merupakan kekuatannya, dan tingkat kematangan penggarapan merupakan kemampuan untuk berungkap. Tanpa ketiga kemampuan tersebut, sebuah karya seni bisa jadi hanya merupakan permainan untuk mengeksploitasi tema melalui kepintaran teknis yang sama sekali tidak menyentuh sukmanya.

Karenanya kita perlu banyak mempertimbangkan dan mengkaji secara mendalam tentang apa yang disebut dengan ”Seni Kristiani”. Apakah itu suatu kelompok seni yang bertema Kristiani ataukah karya seni yang mempunyai peran dalam ibadah Kristiani, atau seni yang berkualitas tinggi dengan penghayatan religius atau sembarang seni yang dibuat oleh orang-orang beragama Kristen?

Jawaban dari keempat pertanyaan itu bisa memberikan kemungkinan kejelasan dari istilah Seni Kristiani. Meskipun demikian kita juga perlu mengaitkannya dengan realita interelasi antara kesenian dengan keagamaan. Bagaimana sebenarnya peran timbal-balik dewasa ini antara gereja dan kesenian? Apakah keduanya saling memberikan nilai lebih, apakah keduanya saling menghargai ataukah keduanya saling mengucilkan peran masing-masing.

Ada keyakinan bahwa kehidupan beragama adalah kehidupan antar manusia dengan Maha Pencipta-Nya. Bahwa interelasi antar manusia dengan Tuhan merupakan keterkaitan yang sangat pribadi. Dalam hal ini kehidupan beragama sangat beriring dengan kehidupan kesenian yang dalam proses penciptaannya juga bersifat sangat pribadi.

Di lain pihak, agama dan ritual keagamaan merupakan kegiatan yang menyangkut orang banyak-umat Kristen. Dan ini juga seiring dengan ungkapan karya seni yang ditujukan sebagai komunikasi antar seniman dengan masyarakatnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan seni Kristiani adalah sebuah karya seni yang memiliki kualitas kesenian yang tinggi-tentunya dengan saksi reputasi dalam dunia kesenian yang memiliki penghayatan jiwa Kristen yang mendalam, dan yang memiliki peran dalam ibadah Kristen.

Photography - Fill Light with White Reflector (after)